KUA KALITIDU Headline Animator

Jumat, 11 Desember 2009

TEOLOGI ANTI KORUPSI

Pendahuluan
Apa sebenarnya yang diinginkan dari judul diatas? Korupsi sekarang menguasai seluruh benak rakyat Indonesia entah karena adanya pemberitaan media ataupun karena pernah dan sedang melakukan tindakan yang dianggap kategori korupsi. Korupsi menjadi menu keseharian kita sekarang. Apa sebenarnya korupsi itu sendiri?
Terminologi korupsi berasal dari kata Latin corruptio yang mempunyai arti perbuatan busuk, buruk, tidak jujur, dapat disuap, tidak bermoral, menyimpang dari kesucian. Terminologi ini juga berasal dari bahasa Inggris cooruption yang berarti jahat, curang, rusak, suap, penyelewengan atau penggelapan untuk kepentingan pribadi. Dalam Islam disebut dengan risywah yang berarti hadiah, upah, pemberian atau komisi. Sementara padanan kata dalam bahasa Indonesia adalah suap atau sogok.
Sementara istilah teologi merupakan gabungan 2 kata yaitu teo yang berarti tuhan dan logos yang berarti ilmu. Jadi teologi adalah ilmu ketuhanan. Apa maksud dari teologi anti korupsi? Maksudnya adalah ilmu yang berlandaskan pada aspek ketuhanan dalam rangka memerangi korupsi. Seberapa pentingkah teologi anti korupsi? Korupsi harus dipandang dari segala aspek mulai dari agama, ekonomi, sosial, budaya dan lain sebagainya. Dalam memerangi penyakit korupsi harus ditentukan dari sudut manakah kita akan melancarkan gerakan anti korupsi. Dalam kehidupan sehari-hari manusia membutuhkan pegangan hidup alias keyakinan entah itu mempunyai keyakinan satu tuhan, banyak tuhan ataupun tidak bertuhan. Keyakinan itulah yang akan melandasi dan menggerakkan aktivitas dan pendapat seseorang. Keyakinan ini didasarkan pada niai-nilai yang kebenarannya sudah tidak perlu dipertanyakan dan diuji lagi. Maka dari itu keyakinan inilah yang penting ditanamkan dalam hati sanubari setiap insan Indonesia. Teologi anti korupsi ini didasarkan pada al-Qur’an dan al-Hadits yang merupakan 2 sumber pokok yang diyakini sudah tidak perlu lagi dipertanyakan kebenarannya. Apakah memang ada dasar-dasar semangat anti korupsi dalam Islam?
Kalau kita berbicara teologi maka yang kita bicarakan adalah mukmin, muslim, fasiq, munafiq, kafir dan musrik. Mengapa demikian? Karena yang dibahas dalam teologi adalah keyakinan atau keimanan yang berakibat terhadap posisi seseorang dalam agama tersebut. Berbeda dengan fiqh yang tidak berkaitan dengan status keimanan seseorang. Perbincangan hukum Islam adalah halal, wajib, sunat, boleh, makruh dan haram. Hukum-hukum ini tidak berkaitan dengan status keimanan. Maka dari itu jikalau orang tidak boleh atau haram melakukan sesuatu maka belum tentu orang tersebut kafir, munafiq atupun fasiq. Sementara kalau statusnya sudah dianggap kafir alias keluar dari keyakinan agama tertentu maka orang tersebut lepas dari hukum dalam agama tersebut. Untuk itu teologi adalah hal yang pertama yang akan dibahas dalam rangka semangat anti korupsi.
Teologi Anti Korupsi
Dalam al-qur’an dan hadits banyak ayat yang membahas tentang korupsi walaupun secara ekplisit tidak dikatakan dengan kata-kata korupsi atau risywah:
1.QS. Al-Baqarah ayat 188

Artinya:
Dan janganlah kamu melakukan perbuatan korupsi dan (janganlah) kamu menyogok hakim, supaya kamu dapat memakan sebahagian daripada harta benda orang lain itu dengan (jalan berbuat) dosa, padahal kamu Mengetahui.
Ayat ini tidak berbicara secara khusus tentang korupsi akan tetapi ayat ini berbicara tentang larangan memakan harta orang lain dengan jalan tidak sah alias batil. Jelas sekali bahwa korupsi bisa dikategorikan memakan harta orang lain secara tidak prosedural atau batil. Maka wajar jikalau kita mengartikan secara tematik “Janganlah kamu berbuat korup walaupun disahkan oleh hakim”.
2.QS. Al-An’am ayat 82:
Artinya:
Orang-orang yang beriman dan tidak mencampuradukkan iman mereka dengan perbuatan korupsi, mereka Itulah yang mendapat keamanan dan mereka itu adalah orang-orang yang mendapat petunjuk.

Allah melarang mencapuradukkan keimanan seseorang dengan perbuatan zholim. Semangat yang bisa kita ambil adalah nilai-nilai kedzaliman itu adalah merupakan perbuatan korupsi dimana memakan harta orang lain dengan cara yang tidak prosedural. Maka secara maknawi kita bisa mengartikan ayat diatas dengan “orang yang beriman dan yang mendapat petunjuk adalah orang yang tidak melakukan perbuatan korupsi”.
3.QS. Ar-Rum ayat 41:
Artinya:
Akibat perbuatan korupsi adalah kerusakan baik di daratan maupun di lautan.

Ayat ini berbicara sangat jelas akibat perbuatan yang dilakukan manusia. Korupsi adalah perbuatan yang sekarang membawa dampak kerusakan yang luar biasa. Tidak hanya darat dan laut, udara pun juga rusak. Kerusakan ini tidak hanya secara fisik saja akan tetapi segala aspek kehidupan rusak akibat korupsi. Pembangunan infrastruktur baik itu jalan, sekolah, perkantoran dan lain sebagainya tidak memenuhi standar yang ditentukan sehingga kualitas bangunan jelek yang berakibat semakin cepatnya bangunan rusak. Korupsi juga menimbulkan kerusakan di bidang moral. Kebohongan menjadi budaya yang biasa dan lumrah sehingga kalau tidak bohong maka tidak berbudaya.
4.QS. At-Taubah ayat 67:
Artinya:
Koruptor menyuruh berbuat korupsi dan mencegah perbuatan anti korupsi dan mereka memperkaya diri. mereka Telah lupa kepada Allah, Maka Allah melupakan mereka. Sesungguhnya koruptor itu adalah orang-orang yang fasik.
Ayat ini berbicara tentang prilaku orang-orang munafik (orang yang suka berbohong). Korupsi menimbulkan budaya bohong. Kebohogan inilah ciri dari orang munafik sebagaimana sabda Rasulullah SAW:
Artinya: tanda orang munafik itu ada 3 yaitu: apabila berkata, dia berbohong, apabila berjanji, dia ingkar dan apabila dipercaya dia berkhianat.
Maka dari itu kebohongan adalah budaya para koruptor dan prilaku mereka sangat jelas memperkaya diri. Al-Qur’an sangat jelas menggambarkan prilaku koruptor sebagaimana ayat di atas. Prilaku mereka adalah berbuat korup dan anti terhadap gerakan korupsi dan mereka selalu memperkaya diri.
5.QS. Al-‘Asr ayat 1-3:
Artinya:
1. Demi masa.
2. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian,
3. Kecuali orang-orang yang beriman yang tidak korup dan saling menasehati agar supaya tidak berbuat korup dan supaya menetapi kesabaran.
Ayat diatas menunjukkan kepada kita bahwa koruptor bukanlah kategori orang yang beriman karena berada dalam kerugian akibat dari perbuatannya yang merugikan orang lain dan memperkaya diri.
6.QS. At-Taubah ayat 73:
Artinya:
Hai nabi, lawanlah orang-orang kafir dan koruptor itu, dan bersikap keraslah terhadap mereka. tempat mereka ialah jahannam. dan itu adalah tempat kembali yang seburuk-buruknya.
Ayat ini berbicara tentang sikap kita terhadap koruptor. Jelas dikatakan dalam al-Qur’an koruptor harus diperangi di dunia ini bahkan dalam ayat yang lain hukumannya adalah bunuh. Adapun tempat mereka di akhirat nanti adalah neraka jahannam yaitu neraka yang paling dasar.
Dan masih banyak lagi ayat-ayat yang berbicara tentang teologi anti korupsi. Dapat disimpulkan bahwa koruptor adalah:
1.Orang yang berbuat kerusakan walaupun sekarang ada tradisi di kalangan koruptor untuk mensedekahkan hartanya membangun kepentingan umum dan tempat ibadah. Sedekah itu tidak menghilangkan begitu saja bahwa perbuatan mereka adalah perbuatan yang merusak.
2.Bukanlah orang yang beriman sebagaimana dalam QS. Al-‘Asr.
3.Golongan orang munafik karena suka akan kebohongan.
4.Golongan orang yang mencuri karena mengambil harta orang lain tidak prosedural.
5.Golongan orang fasiq.
Inilah teologi anti korupsi yang patut kita jadikan pegangan dalam rangka gerakan anti korupsi. Katakan TIDAK pada KORUPSI. (kc)

Ridwankc:
Pengamat keagamaan tinggal di Bojonegoro.

Rabu, 09 Desember 2009

WARISAN ASTRONOM MUSLIM ABAD PERTENGAHAN

Tak dapat dipungkiri, bahwa ilmu hisab sangat terkait dengan ibadah utama, seperti shalat, puasa dan haji. Karena itu sejak Islam datang, tegak dan menyebar ke seluruh penjuru dunia, ilmu astronomi juga turut berkembang.
Tak dapat dipungkiri, bahwa ilmu hisab sangat terkait dengan ibadah utama, seperti shalat, puasa dan haji. Karena itu sejak Islam datang, tegak dan menyebar ke seluruh penjuru dunia, ilmu astronomi juga turut berkembang. Sumbangan yang diberikan ilmuwan muslim di bidang astronomi pada abad pertengahan atau di masa-masa kejayaan Islam sangat besar.
Saat penulis menyimak sejumlah literatur tentang warisan astronomi Islam di abad pertengahan, penulis menemukan warisan yang kaya. Agak sedikit mengejutkan saat penulis menemukan bahwa sejumlah ilmuwan Barat banyak menelaah warisan astronomi Islam dalam literatur ilmiah modern (jurnal dan buku) seperti David King (Profesor Sejarah di Frankfurt University, Jerman), Edward Stewart Kennedy, Jan P. Hogendijk (Utrecht) dan lain-lain. Sebagai contoh, Prof. David King menulis buku “IN SYNCHRONY WITH THE HEAVENS: Studies in Astronomical Timekeeping and Instrumentation in Medieval Islamic Civilization”. Volume I berjudul “The Call of the Muezzin” [1], sedangkan Volume II berjudul “Instruments of Mass Calculation” [2].
Volume I tersebut yang tebalnya sekitar 1000 halaman banyak mengupas tentang tabel waktu-waktu Islam (sholat), tabel ketinggian (altitude) dan bujur ekliptika (longitude) matahari untuk lintang geografik (latitude) tertentu, tabel ketinggian bintang (stellar), tabel azimuth matahari, tabel deklinasi (declination) matahari, tabel ketinggian pusat bola matahari, tabel untuk menghitung lama waktu di siang hari, tabel menentukan waktu twilight untuk empat musim, karya-karya astronom muslim dari berbagai belahan negeri seperti negeri Hijaz, Yaman, Andalusia, Maghribi, Iraq, Syria, Mesir, bahkan karya sundial dari tanah Jawa. Disajikan pula peran muazzin dan muwaqqit (astronom profesional pada institusi keagamaan) dalam masyarakat Islam di masa itu, sumbangan Syria dan Mesir pada berupa solusi astronomi secara universal, orientasi seni arsitektur bangunan Islam dan kota-kota abad pertengahan, peta dunia yang berpusat di Mekkah, praktek astronomi di masjid dan lain-lain. Sementara itu, volume dua yang tak kalah tebalnya, banyak menyajikan informasi tentang macam ragam alat astronomi yang digunakan astronom Islam seperti astrolabe, quadrant, sundial, equatoria, kompas magnetik, pendulum dan lain-lain.
Semuanya menunjukkan betapa kemajuan dan sumbangan Islam pada masa itu bagi peradaban dunia. Sejauh kajian penulis terhadap buku tersebut, tidak dijumpai hal-hal yang menyudutkan atau menyimpan motivasi perang pemikiran kepada Islam. Buku tersebut banyak mengungkap warisan astronom muslim dengan pendekatan saintifik matematik dan tingkat obyektifitas juga cukup terjaga. Menurut hemat penulis, ada baiknya dan tiada salahnya untuk meresume hasil riset dari buku tersebut untuk dipaparkan disini, mengingat hal ini termasuk bagian dari hikmah, barang yang hilang dari kaum muslimin. Jika kita menemukannya, mengutip sebuah ungkapan bijak, maka kitalah yang paling berhak untuk memilikinya.
Di abad pertengahan, banyak sekali nama-nama ilmuwan astronom Islam dan karya mereka dalam menyumbang peradaban pada masa itu. Salah satu astronom muslim yang banyak melahirkan karya adalah Abu’l Hasan ‘ali ibn ‘Abd al-Rahman atau yang lebih dikenal dengan nama Ibn Yunus. Ibn Yunus adalah seorang astronom muslim abad 10 M yang berasal dari Kairo. Beliau banyak mewarisi tabel-tabel astronomis, seperti pada Gambar 2, 3 dan 4. Gambar-gambar tersebut banyak bersumber dari sejumlah museum di negara muslim, seperti Egyptian National Museum.

Gambar 2. Sebagian tabel nilai sinus untuk setiap menit busur (1 menit busur = 1/60 derajat) yang disusun oleh Ibn Yunus. Tabel di atas menunjukkan sudut 22 dan 23 derajat. Dikutip dari [1]

Gambar 3. Tabel bintang oleh Ibn Yunus, menampilkan bujur (longitude) dan lintang (latitude) untuk 59 bintang (al-kawakib) dengan waktu acuan (epoch) tahun 1032 M. Dikutip dari [1].

Gambar 4. Tabel Ibn Yunus tentang azimuth sebagai fungsi ketinggian (altitude) matahari saat equinox dan soltice. Dikutip dari [1].
) yaitu sebagai fungsiIbn Yunus juga menyusun rumus waktu = a(h, untukketinggian (altitude) matahari h dan bujur (longitude) matahari kota Kairo (lintang/latitude sebesar 30 N). Ibn Yunus menggunakan nilai kemiringan sudut rotasi bumi terhadap bidang ekliptika sebesar 23,5 derajat. Tabel fungsi waktu tersebut disusun untuk h = 1, 2, 3, …, 83 = 1, 2, …, 90 dan 181, 182, …, 270 derajat. Tabelderajat, dan tersebut cukup akurat, walaupun terdapat beberapa error untuk altitude yang besar. Ibn Yunus juga menyusun tabel yang disebut Kitab as-Samt berupa azimuth matahari sebagai fungsi altitude dan longitude matahari untuk kota Kairo. Selain itu, disusun pula tabel a(h) saat equinox untuk h = 1, 2, …, 60 derajat.
Tabel untuk menghitung lama siang hari (length of daylight) juga disusun oleh Ibn Yunus. Beliau juga menyusun tabel untuk menentukan azimuth matahari untuk kota Kairo (latitude 30 derajat) dan Baghdad (latitude 33:25), tabel sinus untuk amplitude terbitnya matahari di Kairo dan Baghdad. Ibn Yunus juga disebut sebagai kontributor utama untuk penyusunan jadual waktu di Kairo.
Secara ringkas, sejumlah astronom muslim lainnya adalah sebagai berikut. Al-Mizzi (Damaskus), Al-Khalili (Damaskus), Ahmad Efendi (Istanbul), al-Kutubi (Kairo), Al-Karaki (Jerusalem), Shalih Efendi (Istanbul), Husain Husni (Mekkah) serta Al-Tanthawi (Damaskus) menyusun tabel waktu sebagai fungsi altitude dan longitude matahari untuk latitude tertentu. Tabel waktu sebagai fungsi altitude meridian untuk latitude tertentu dibuat oleh ‘Ali ibn Amajur (Baghdad), Al-Tusi (Maroko), dan Taqi al-Din (Istanbul). Tabel waktu untuk terbit matahari atau bintang tetap untuk seluruh latitude disusun oleh Najmuddin al-Mishri (Kairo). Tabel waktu malam sebagai fungsi right ascension bintang untuk latitude tertentu disusun oleh Syihabuddin al-Halabi (Damaskus) dan Muhammad ibn Katib Sinan (Istanbul).
Tabel-tabel penting lainnya yang menyingkap pergerakan dan altitude matahari dan bintang juga disusun oleh Abul ‘Uqul (Taiz), Ibn Dair (Yaman), al-Battani (Raqqa), Sa’id ibn Khafif (Samarkand), Ibn al-‘Adami (Baghdad), Al-Marrakushi (Kairo), Muhyiddin al-Maghribi (Maroko), Husain Qus’a (Tunisia), Najmuddin al-Mishri (Kairo), al-Salihi (Syria), al-Khalili (Syria), Abu al-Wafa (Baghdad) dan lain-lain.
Jenis tabel-tabel lain yang juga disusun adalah tabel sinus deklinasi matahari oleh al-Khalili (Syria), Ridwan Efendi (Kairo) dan Taqi al-Din (Istanbul). Tabel cosinus deklinasi matahari oleh Habash (Baghdad), ‘Abdallah al-Halabi (Aleppo) dan sejumlah penyusun anonim dari Tunisia, Kairo dan Baghdad.
Gambar 5. Tabel Abul ‘Uqul (Taiz) yang menyajikan waktu sejak terbit matahari dan sudut waktu (hour angle) untuk altitude 35 derajat. Dikutip dari [1].
Gambar 6. Sebagian tabel Husayn Husni (Mekkah) untuk Mekkah yang menunjukkan waktu untuk altitude matahari 35 sd 65 derajat di timur dan barat. Dikutip dari [1].
Sementara itu sejumlah alat-alat astronomi yang digunakan ilmuwan muslim abad pertengahan diantaranya adalah astrolabe. Astrolabe adalah instrumen astronomi untuk menentukan waktu dan posisi matahari, bintang, bulan dan planet. Meski astrolabe sudah dibuat orang sekitar abad ke 4, namun pengembangannya lebih maju terjadi di dunia Islam. Astrolabe tertua yang pernah dikenal orang berasal dari Baghdad pada sekitar akhir abad 9 atau 10 M, seperti disajikan pada Gambar 7.
Gambar 7. Astrolabe Baghdad pada abad 9 atau 10 M yang termasuk tertua di dunia.
Dikutip dari [2].
Instrumen lainnya yang banyak digunakan astronom muslim adalah quadrant, seperti disajikan pada Gambar 8. Quadrant adalah alat yang digunakan untuk mengukur sudut sampai dengan 90 derajat. Menurut King, ada empat jenis quadrant dalam astronomi Islam, yaitu quadrant sinus untuk menyelesaikan problem trigonometri, quadrant universal untuk menyelesaikan problem astronomi pada sembarang lintang, horary quadrant yang berkaitan dengan waktu dan matahari, serta astrolabe quadrant yang bersumber dari astrolabe.
Gambar 8. Quadrant yang dibuat di Kairo atau Damaskus oleh Taqi al-Din pada tahun 741 H (1340 M). Dikutip dari [2].
Rasanya, melimpahnya warisan ilmuwan astronom muslim khususnya pada abad keemasan Islam tidak cukup disajikan hanya dalam beberapa halaman ini. Insya Allah pada kesempatan lain, penulis akan lebih banyak lagi mengupas profil astronom muslim berikut karya mereka. Yang penting bagi kita adalah bagaimana kita mampu mewarisi semangat mereka dalam mempelajari ilmu pengetahuan di alam semesta dengan dorongan dan semangat Islam serta menjadikan segala aktivitas keilmuan tersebut sebagai ibadah kepada Allah SWT. Dengan demikian, ummat Islam sebagai rahmatan lil’alamin dapat turut serta menyumbangkan karyanya bagi kemajuan peradaban dunia.
Dr. Rinto Anugraha, Dosen Fisika FMIPA UGM Yogyakarta. Saat ini tinggal di Fukuoka, sebagai peneliti postdoktoral JSPS di Kyushu University, Japan sampai dengan September 2010.
Email rinto74 (at) yahoo (dot) com
Referensi:
[1] David A. King, In Synchrony with the Heavens, Studies in Astronomical Timekeeping and Instrumentation in Medieval Islamic Civilization. Volume One: The Call of the Muezzin, Brill, Leiden, 2004.
[2] David A. King, In Synchrony with the Heavens, Studies in Astronomical Timekeeping and Instrumentation in Medieval Islamic Civilization. Volume Two: Instruments of Mass Calculations, Brill, Leiden, 2005.

Rabu, 02 Desember 2009

PENGANTAR HISAB RUKYAT

Bagi pembaca yang suka akan ilmu hisab rukyat alias ilmu falak mulai saat ini kami menerbitkan tulisan-tulisan tentang hisab DR Rinto Anugraha secara bersambung. Tulisan ini pernah dimuat di situs Era Muslim.
bagian I

Pengantar Hisab
Islam sebagai agama Allah SWT sangat menekankan akan pentingnya ilmu pengetahuan. Hal ini dapat dibaca dari ayat pertama yang turun kepada Rasulullah SAW yang berbunyi “Iqra’”, banyaknya ayat yang mengisyaratkan tentang ilmu pengetahuan di alam semesta, pujian dari Allah SWT kepada orang-orang yang berilmu, hingga banyaknya ilmuwan muslim di setiap generasi yang turut andil menyumbang peradaban bagi umat manusia.
Salah satu ilmu pengetahuan yang sangat penting bagi ummat Islam adalah ilmu hisab atau ilmu falak. Ilmu hisab ini sangat berkaitan dengan ibadah penting yaitu shalat, puasa dan haji. Dengan ilmu hisab, waktu shalat fardhu dapat ditentukan dengan memahami pergerakan matahari. Sementara pergerakan matahari itu sendiri telah ditentukan posisinya. Allah SWT berfirman
“Sesungguhnya shalat itu adalah fardhu yang ditentukan waktunya atas orang-orang yang beriman.” (An-Nisa: 103)
Penentuan masuknya bulan Ramadhan, Syawal dan Dzulhijjah sebagai patokan untuk ibadah puasa dan haji dapat diprediksi dengan memahami pergerakan matahari dan bulan. Selain itu, dengan sedikit memahami ilmu matematika bola, arah Ka’bah yang menjadi qiblat shalat dapat pula diketahui dari segala posisi di bumi. Mengingat pentingnya ilmu hisab, maka ilmu ini sangat perlu dipelajari oleh ummat Islam.
Secara bahasa, kata “hisab” berasal dari haasaba – yuhaasibu – muhaasabatan – hisaaban. Kata hisab berarti perhitungan. Ilmu hisab memang bermakna ilmu untuk menghitung posisi benda langit (matahari, bulan, planet-planet dan lain-lain). Yang memiliki akar kata yang sama dengan kata “hisab” adalah kata “husban” yang berarti perhitungan. Kata “husban” disebutkan dalam Al Qur’an untuk menyatakan bahwa pergerakan matahari dan bulan itu dapat dihitung dengan ketelitian sangat tinggi.
“Matahari dan bulan (beredar) menurut perhitungan.” (Ar-Rahman:5)
Sementara itu kata “falak” berarti garis edar, sebagaimana disebutkan dalam firman Allah SWT:
“Tidaklah mungkin bagi matahari mendapatkan bulan dan malampun tidak dapat mendahului siang. Dan masing-masing beredar pada garis edarnya.” (Yaasin:40).
Dalam Al Quran, banyak dijumpai ayat-ayat yang berhubungan dengan fenomena alam. Setiap hari, matahari terbit di horizon timur, kemudian perlahan mulai meninggi hingga transit saat Zhuhur dan akhirnya terbenam di horizon barat. Akibat perubahan ketinggian matahari, panjang bayangan benda juga berubah-ubah. Fenomena ini diungkap dalam Surat Al Furqan:45.
“Apakah kamu tidak memperhatikan (penciptaan) Tuhanmu, bagaimana Dia memanjangkan (dan memendekkan) bayang-bayang; dan kalau dia menghendaki niscaya Dia menjadikan tetap bayang-bayang itu, kemudian Kami jadikan matahari sebagai petunjuk atas bayang-bayang itu.”
Ilmu ini memiliki kaitan erat dengan astronomi. Namun secara umum ilmu hisab hanya mengambil bagian kecil dari astronomi yaitu mempelajari pergerakan matahari, bulan, bumi serta planet-planet lain di tata surya (solar system). Dengan mempelajari ilmu hisab, kita akan dapat menentukan arah qiblat, waktu sholat, serta posisi matahari dan bulan setiap saat. Selain itu, kalender Islam dapat pula dihitung, sehingga masuknya bulan-bulan penting dalam Islam seperti Muharram, Ramadhan, Syawal dan Dzulhijjah dapat diperkirakan. Dengan ilmu hisab, berbagai peristiwa alam yang menakjubkan seperti gerhana matahari, gerhana bulan, transit Merkurius dan Venus di matahari dapat pula dihitung dengan akurasi tinggi. Dan masih banyak lagi fenomena yang dapat ditelusuri melalui ilmu hisab.
Dengan mempelajari ilmu hisab, kita akan menemui sejumlah pertanyaan, diantaranya:
1. Kemanakah arah kiblat shalat jika kita berada di tempat seperti rumah kita sendiri, atau bahkan di kutub utara?
2. Bagaimanakah cara menentukan selisih hari antara 2 tanggal dengan cepat, misalnya antara tanggal 16 Juli 622 M (yang bertepatan dengan tanggal 1 Muharram 1 H) dengan tanggal 17 Agustus 1945?
3. Bagaimana menentukan konversi antara penanggalan Masehi dan Hijriah?
4. Bagaimana cara menentukan waktu shalat di suatu tempat pada hari tertentu, misalnya di tempat berkoordinat 20 LU (Lintang Utara) dan 12 BT (Bujur Timur) pada tanggal 20-12-2012?
5. Berapakah ketinggian bulan tepat saat matahari terbenam pada tanggal 27 Januari 2008 dilihat dari atas Monas dengan ketinggian sekitar 100 m dari permukaan laut?
6. Benarkah pada tanggal 21 Desember 2008 saat matahari ada di atas horison, di wilayah yang terletak di sebelah utara 22 derajat lintang utara (seperti Jepang, Eropa, Rusia dll), bayangan benda selalu lebih panjang daripada tinggi benda?
7. Bagaimana cara menentukan lintasan di permukaan bumi yang mengalami gerhana matahari total (total solar eclipse) pada tanggal 22 Juli 2009? Kapankah gerhana tersebut mulai dan berakhir? Berapakah lama waktu, dan lebar daerah yang terkena gerhana?
8. Berapakah lama waktu gerhana bulan total (total lunar eclipse) pada tanggal 21 Desember 2010?
9. Kapankah tepat terjadi bulan baru, seperempat pertama, bulan purnama dan seperempat akhir bulan pada Maret 2009?
10. Sebagai tambahan, dimanakah posisi seluruh planet di tata surya dilihat dari Jakarta pada tepat tengah malam setelah masuk tanggal 1 Ramadhan 1430 H?
Beberapa pertanyaan di atas barangkali dapat dijawab dengan menggunakan software-software yang bertebaran atau merujuk pada data di website astronomi. Namun ada beberapa catatan:
• Software-software itu tentu disusun dengan rumus-rumus matematika/astronomi. Rumus-rumus itu tentu saja “tersembunyi” di balik software tersebut. Kita sebagai pengguna, hanya dapat memberikan input (masukan) dan kemudian keluar outputnya. Bagaimana prosesnya, dan bagaimana rumus itu sendiri, kita seringkali tidak mengetahui. Mungkin saja sebagian kita sudah cukup puas dengan hasil keluarannya. Namun khususnya bagi penulis, adalah penting untuk mengetahui prosesnya. Bagaimanapun juga, mengetahui rumus dasarnya adalah penting untuk memahami ilmu hisab ini secara utuh.
• Rumus-rumus matematika/astronomi yang terdapat dalam ilmu hisab ini, menurut hemat penulis, bukanlah rumus yang sulit. Hanya dibutuhkan pengetahuan dasar matematika seperti aljabar biasa (tambah, kurang, kali, bagi, pangkat, akar), trigonometri (seperti sinus, cosinus, tangen serta inversinya). Memang beberapa rumus agak panjang. Bahkan jika kita ingin menentukan penghitungan dengan akurasi sangat tinggi, terkadang dibutuhkan penjumlahan (serta perkalian) yang melibatkan ribuan suku. Namun, jangan khawatir, ribuan suku atau misalnya hanya sepuluh suku, sama saja jika kita mengerti.
• Penulis berharap agar pembaca dapat memahami ilmu hisab secara lebih utuh, tidak hanya mengerti secara populer saja. Karena itu dalam tulisan berseri berikut ini, tidak hanya pengetahuan populer sajaa, namun detail rumus-rumus dan angka-angkanya juga diberikan. Untuk memudahkan pembaca, rumus-rumus dan angka-angka perhitungan disusun dalam bentuk file Microsoft Excel. Format ini sengaja dipilih, karena mayoritas dianggap sudah familiar. Dalam file excel tersebut, pembaca tinggal mengisikan tanggal/koordinat atau data penting lainnya, dan seketika hasilnya dapat diperoleh. Keuntungannya, rumus-rumus dan angka-angka perhitungan dapat dilihat langsung, dipelajari dan diverifikasi. Rumus juga dapat dimodifikasi, atau mengabaikan angka-angka kecil yang tak terlalu signifikan. Tak tertutup kemungkinan, ada diantara pembaca yang ingin membuat software hisab dengan memanfaatkan data-data dalam file excel tersebut.
Penulis bermaksud membuat tulisan berseri tentang ilmu hisab. Harapan kami, tulisan ini dapat memberikan pencerahan bagi ummat, sehingga mampu berfikir cerdas dalam memahami persoalan seputar falak. Sebab hingga saat ini, ummat Islam masih disibukkan dengan perbedaan dalam menentukan kalender Islam. Tak jarang, perbedaan ini membuahkan kesalahpahaman dan perpecahan. Kita turut prihatin, jika sebagian ummat Islam belum dewasa berfikir dalam memahami perbedaan, termasuk dalam soal awal bulan. Menurut hemat kami, hingga saat ini perbedaan pendapat itu nampaknya masih menjadi sebuah keniscayaan, sehingga dibutuhkan landasan keilmuan yang mamadai untuk memahaminya. Disinilah ruang yang disediakan oleh penulis untuk mengisinya. Jika ummat sama-sama memiliki landasan keilmuan yang kokoh, perbedaan sudut pandang dan metode itu bukan tidak mungkin untuk didialogkan sehingga mencapai titik temu. Dengan demikian, energi ummat dapat disalurkan untuk hal-hal yang jauh lebih bermanfaat.
***
Dr. RINTO ANUGRAHA
Bekerja sebagai Dosen Fisika UGM Yogyakarta. Menamatkan program doktoral di Kyushu University, Fukuoka, Jepang pada bulan September 2008. Saat ini tinggal di Fukuoka melanjutkan program pascadoktoral di Kyushu University selama 2 tahun sampai dengan bulan September 2010 dengan sponsor dari JSPS.

JADWAL KEDATANGAN JAMAAH HAJI KABUPATEN BAOJOEGORO

Kedatangan jama'ah haji kabupaten Bojonegoro dijadwalkan tanggal 05 Desember 2009. Demikian jadwal yang dirilis dan dibuat seksi Haji Kandepag Kab. Bojonegoro. Pelaksanaan ibadah haji pada tahun ini memakan waktu kurang lebih 42 hari dimana 2 hari adalah untuk proses pemberangkatan dan pemulangan jadi ada tambahan waktu lebih banyak bagi jamaah haji untuk tinggal di kota suci Mekkah.
Menurut rilis yang dibuat oleh Departemen Agama RI jamaah haji Kabupaten Bojonegoro yang meninggal di tanah suci sementara ada 1 orang yang berasal dari kecamatan Kalitidu. Jamaah haji yang meninggal tersebut dikarenakan sakit. Memang jama'ah haji tersebut sudah sakit sebelum berangkat ke tanah suci akan tetapi sakitnya tidak begitu parah.
Secara keseluruhan pelaksanaan ibadah haji pada tahun 1430 H ini lancar walaupun masih ada kekurangan di sana-sini akan tetapi tidak begitu signifikan. Demikian yang dikemukakan oleh Menteri Agama ketika konferensi pers tentang pelaksanaan ibadah haji pada tahun ini. Ritual ibadah haji merupakan ritual tahunan yang lebih menonjolkan aspek fiqhiyah daripada aspek non fiqh. Sehingga yang muncul dalam benak jamaah haji adalah bagaimana hukum?apa dan bagaimana kaifiyahnya? sah atau tidak ibadah mereka? Kajian ibadah haji selama ini memang hanya dari sisi fiqh saja belum ada kajian ibadah haji dari sisi filosofis, sosiologis, ekonomis, kesehatan ataupun dari dimensi lain. Padahal dalam ritual ibadah haji lebih banyak menonjolkan sisi historis dan filosofisnya misalnya dalam rangkain wukuf sampai lempar jumroh. Secara filosofis jamaah haji diberi gambaran secara nyata bahwa ibadah kepada Allah tidak mengenal kriteria, strata sosial dan banyak mengalami cobaan, gangguan dan rintangan. Untuk melaksanakan perintah Allah tidak begitu mudah banyak rintangan dan gangguan yang harus dilewati oleh seorang hamba maka dari pengalaman empiris inilah yang ingin ditampakkan oleh Allah kepada hambaNya. ritual haji juga merupakan perjalanan Nabiyullah Ibrahim dan anaknya Ismail dalam menjalankan perintah Allah.
Sudah saatnya dalam praktek manasik haji tidak hanya membahas haji dari sisi fiqhnya saja akan tetapi juga sisi historis, filosofis dan sosiologis sehingga wawasan jamaah haji akan semakin luas. Semoga menjadi haji mabrur.